mp3 Player

Efek klik kanan

Selasa, 19 April 2016

Wireless Security (Hacking Wifi)

Wireless Security (Hacking Wifi)
By:RobinMasterGrayFox
@Email:Cahyakm10@gmail.com
website  http://annindohacktivist.blogspot.co.id
Jaringan  Wifi  memiliki  lebih  banyak  kelemahan  dibanding  dengan  jaringan  kabel.  Saat  ini
perkembangan teknologi wifi  sangat  signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi  yang
mobile.  Banyak  penyedia  jasa  wireless  seperti  hotspot  komersil,  ISP,  Warnet,  kampus-kampus
maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat
sedikit  yang memperhatikan keamanan komunikasi  data pada jaringan wireless tersebut.  Hal  ini
membuat  para  hacker  menjadi  tertarik  untuk  mengexplore  keamampuannya  untuk  melakukan
berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi. 
Pada artikel  ini  akan dibahas  berbagai  jenis  aktivitas  dan metode  yang dilakukan para hacker
wireless  ataupun  para  pemula  dalam melakukan  wardriving.  Wardriving  adalah  kegiatan  atau
aktivitas untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap
jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak
juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai  dari  rasa keingintahuan,  coba coba,
research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain. 
Kelemahan Wireless
Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat  dibagi  menjadi 2 jenis,  yakni kelemahan pada
konfigurasi  dan  kelemahan  pada  jenis  enkripsi  yang  digunakan.  Salah  satu  contoh  penyebab
kelemahan pada konfigurasi  karena saat  ini  untuk membangun sebuah jaringan wireless  cukup
mudah.  Banyak  vendor  yang  menyediakan  fasilitas  yang  memudahkan  pengguna  atau  admin
jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default
bawaan  vendor.  Penulis  sering  menemukan  wireless   yang  dipasang  pada  jaringan  masih
menggunakan setting default bawaan vendor seperti  SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP
enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut. 
WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart  keamanan wireless sebelumnya,  saat  ini
dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK
dan LEAP yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan
dengan metode dictionary attack secara offline.
Beberapa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk mengamanan jaringan wireless antara lain:
1. Menyembunyikan SSID
Banyak administrator menyembunyikan Services Set  Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan 
maksud agar  hanya yang mengetahui  SSID yang dapat  terhubung ke  jaringan mereka.  Hal  ini
tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat
tertentu atau khususnya saat  client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri
(deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam
bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya,
dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk
mendapatkan  ssid yang dihidden antara  lain,  kismet  (kisMAC),  ssid_jack (airjack),  aircrack ,
void11 dan masih banyak lagi.
2. Keamanan wireless hanya dengan kunci WEP
WEP merupakan  standart  keamanan  & enkripsi  pertama  yang  digunakan  pada  wireless,  WEP 
memiliki berbagai kelemahan antara lain : 
Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
Masalah initialization vector (IV) WEP
Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri  dari  dua tingkatan, yakni  kunci  64 bit,  dan 128 bit.  Sebenarnya kunci  rahasia pada 
kunci  WEP 64 bit  hanya 40 bit,  sedang 24bit  merupakan Inisialisasi Vektor (IV).  Demikian juga
pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
- Serangan  terhadap  kelemahan  inisialisasi  vektor  (IV),  sering disebut  FMS attack.  FMS 
singkatan  dari  nama  ketiga  penemu  kelemahan  IV yakni  Fluhrer,  Mantin,  dan  Shamir.
Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya.
Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
( www.drizzle.com/~aboba/IEEE/rc4_ksaproc.pdf )
- Mendapatkan IV yang unik  melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses
cracking kunci  WEP dengan lebih cepat.  Cara ini  disebut  chopping attack, pertama kali
ditemukan oleh h1kari.  Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi
kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
- Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat
waktu,  para  hacker  biasanya  melakukan  traffic injection.  Traffic  Injection yang  sering
dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali
ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat.
Berbeda dengan serangan pertama dan kedua,  untuk serangan  traffic injection,diperlukan
spesifikasi  alat  dan aplikasi  tertentu yang mulai  jarang ditemui  di  toko-toko, mulai  dari


chipset,  versi  firmware,  dan  versi  driver   serta  tidak  jarang  harus  melakukan  patching
terhadap driver dan aplikasinya.
3. Keamanan wireless hanya dengan kunci WPA-PSK atau WPA2-PSK
WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci 
WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS.
Saat  ini  yang sudah dapat  di  crack adalah WPA-PSK,  yakni  dengan metode brute force 
attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu
kamus.  Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang yang digunakan wireless tersebut
memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. 
Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPA-PSK,
gunakanlah passphrase yang cukup panjang (satu kalimat). 
Tools yang sangat terkenal  digunakan  melakukan serangan ini adalah CoWPAtty (
http://www.churchofwifi.org/ ) dan aircrack ( http://www.aircrack-ng.org ) . Tools ini
memerlukan daftar kata atau wordlist, dapat di ambil dari http://wordlist.sourceforge.net/ 

4. MAC Filtering
Hampir  setiap wireless  access  point  maupun router  difasilitasi  dengan  keamanan MAC
Filtering.  Hal  ini  sebenarnya  tidak  banyak membantu  dalam mengamankan  komunikasi
wireless, karena MAC address sangat mudah  dispoofing atau bahkan dirubah.
Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt  network utilitis, regedit, smac,
machange  pada  OS windows  dengan mudah digunakan  untuk  spoofing atau  mengganti
MAC address.
Penulis  masih  sering  menemukan  wifi  di  perkantoran  dan  bahkan  ISP (yang  biasanya
digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan
menggunakan  aplikasi  wardriving  seperti  kismet/kisMAC  atau  aircrack  tools,  dapat
diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. 
Setelah  mendapatkan  informasi  tersebut,  kita  dapat  terhubung  ke  Access  point  dengan
mengubah MAC sesuai  dengan client tadi.  Pada jaringan wireless,  duplikasi  MAC adress
tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
5. Captive Portal
Infrastruktur  Captive  Portal  awalnya  didesign  untuk  keperluan  komunitas  yang 
memungkinkan  semua  orang  dapat  terhubung  (open  network).  Captive  portal  sebenarnya
merupakan mesin router  atau gateway yang memproteksi  atau tidak mengizinkan adanya trafik
hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal :
user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung  wireless untuk mendapatkan IP
address (DHCP)
block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis
web) yang terletak pada jaringan kabel.
redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
Beberapa hal  yang perlu diperhatikan,  bahwa captive portal  hanya melakukan tracking koneksi
client berdasarkan IP dan MAC address  setelah melakukan otentikasi.  Hal  ini membuat  captive
portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing.
Serangan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress  seperti  yang sudah
dijelaskan pada  bagian 4 diatas.  Sedang untuk spoofing IP,  diperlukan usaha yang lebih yakni
dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang
sudah terhubung sebelumnya.
Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access
Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti
AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client
yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. 
Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi
atau design jaringannya.  Misalnya,  otentikasi  masih menggunakan plain text  (http),  managemen
jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi.
Kelemahan  lain  dari  captive  portal  adalah  bahwa  komunikasi  data  atau  trafik  ketika  sudah
melakukan  otentikasi  (terhubung  jaringan)  akan  dikirimkan  masih  belum terenkripsi,  sehingga
dengan mudah dapat disadap oleh  para hacker. Untuk itu perlu berhati-hati melakukan koneksi pada
jaringan  hotspot,  agar  mengusahakan  menggunakan  komunikasi  protokol  yang  aman  seperti
https,pop3s, ssh, imaps dst.
Byeee

2 komentar: